Pembelajaran matematika sekolah adalah
pembelajaran yang mengacu pada ketiga fungsi mata pelajaran matematika, yaitu
sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Dua hal penting yang
merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika di SMA menurut Suherman
(2001: 60) adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif. Dengan
berlandaskan kepada prinsip pembelajaran matematika yang tidak sekedar learning
to know, melainkan juga harus meliputi learning to do, learning to be, hingga
learning to live together, maka pembelajaran matematika harus bersandarkan pada
pemikiran bahwa peserta didik harus belajar dan semestinya dilakukan secara
komperhensif dan terpadu.
Metode mengajar matematika adalah suatu cara atau
teknik yang disusun secara sistematik dan logic ditinjau dari segi hakikat
matematika dan segi psikologinya. Penyelesaian masalah dalam matematika selalu
menggunkan metode deduktif. Penalarannya adalah logic-deduktif yang pada
dasarnya mengandung kalimat “jika……,maka…………”. Suatu kebenaran matematika
dikembangkan berdasarkan alas an logic. Model terbaik untuk berfikir
matematikayaitu memanfatkan logika simbulik.
Metode mengajar ditinjau dari segi psikologik ini erat
hubungannya dengan jawaban pertanyaan kurikulum “kepada siapa” matematika itu
diajarkan. Terdapat beberapa macam metode mengajar yang dapat digunakan dalam
mengajarkan matematika, bergantung kepada siapa yang belajar matematia.
1. Metode ekspositori
Metode ini
merupakan suatu cara untuk menyamapaiakan ide/gagasan atau meberikan informasi
dengan lisan atau tulisan. Pada umumnya metode ini berlangsung satu arah,
pengajaran ide/gagasan atau informasi dan pserta didik menerimanya. Materi
pengajaran sudah disusun oleh pengajaran secara sistematik dan hierarkis namun
bermakna (istilah Ausubel)
2. Metode penemuan
Metode ini
merupakan suatu cara untuk menyampaiakan ide/gagasan melalui proses menemukan.
Peserta didik menemukan sendiri pola-pola dan struktur matematika melalui
sederetan pengalaman belajar yang lampau. Keteranga-keterangan yng harus
dipelajari peserta didik tidak disajikan dalam bentuk final,peserta didik
diwajibkan melakukan aktivitas mental sebelumketerangan yang dipelajari itu
dapat dipahami.
3. Metode laboratorium
Matode
laboratorium ini sebagai tempat untuk menemukan fakta-fakta matematika. Prinsip
metode laboratorium adalah peserta didik belajar sambil bekerja, belajar sambil
mengobservasi, danmemulai dari yang konkrit ke yang abstrak.
Metode laboratorium ini sejalan dengan metode induktif
bahkan merupakan perluasan dari metode induktif. Peserta didik belajar dengan
objek-objek yang kemudian digeneralisasikan. Metode ini khusus untuk
mengabaikan keabstrakan hakikat matematika. Namun dapat menarik minat peserta
didik terhadap matematika yang abstrak.
Selain matode
pemebalajaran matematika di atas terdapat beberapa metode lain diantaranya
yaitu metode ceramah, demonstrasi, metode latihan/drill, metode permaianan,
metode pemberian tugas dan lain sebagainya.
Seorang guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
di kelas, maka tentu guru harus menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu.
Renana pembelajaran yang dirancang Renana pembelajaran yang dirancang merupakan
arahan bagi guru dalam melaksanakan proses pemebalajaran matematika yang efektif
dan efisien dalam rangka mencapai hasil belajara yang maksimal. Rencana
pembelajaran merupakan rencana kegiatan opersaional yang dirancang oleh guru
yang berisi scenario tahap demi tahap tentang kegiatan matematika yang
dilakukanyadi kelas bersama siswa dalm satu kali tatap muka/pertemuan. Di dalam
rencana pembelajaran berisi standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang harus
dijabarkan dalam indicator, materi pokok, kegiatan pembeljaran, sumber dan
penilaian pembelajaran.BAB IPENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan
umumnya dan proses pendidikan khususnya, penggunaan metode yang tepat dalam
pengajaran merupakan hal sangat penting diperhatikan, karena keberhasilan
pengajaran sangat tergantung kepada cocok tidaknya penggunaan metode pengajaran
terhadap suatu topik yang diajarkan sehingga tujuan pengajarannya tercapai
dengan baik.
Metode merupakan suatu alat
atau cara dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dalam proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Winarno Surachmat
yang dikemukakan dalam buku Dasar dan Tehnik Interaksi Belajar Mengajar bahwa :
“Metode adalah cara dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”.
Selanjutnya Sudirjo dalam
buku Metodik Lanjutan Atas mengemukakan bahwa “Metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan
keseluruhan situasi belajar untuk mencapai tujuan”.
Dari kedua pendapat diatas
jelas bahwa metode merupakan cara yang dipergunakan guru dalam proses belajar
mengajar dimana setiap guru akan menggunakan metode tertentu dalam menyajikan
bahan pelajaran kepada siswanya. Hal ini akan memudahkan dalam mencapai tujuan
yang diharapkan.
Dalam pengajaran matematika,
penggunaan metode mengajar harus berpedoman pada tujuan yang akan dicapai tanpa
melupakan faktor-faktor siswa, guru harus menggunakan metode yang sesuai dengan
kondisi dan situasi kelas pada saat berlangsungnya pengajaran.
1
BAB II
METODE-METODE PENGAJARAN MATEMATIKA
Dalam proses belajar
mengajar disekolah khususnya dan lembaga-lembaga pendidikan umumnya terdapat
banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran baik pelajaran
matematika maupun pelajaran lainnya, sehingga tujuan pembelajaran yang
ditetapkan dapat tercapai.
1. Metode Penemuan
Metode penemuan adalah suatu
cara untuk menyampaikan ide/gagasan lewat proses menemukan dimana siswa
menemukan sendiri pola-pola melalui sederetan pengalaman belajar yang lampau.
Metode penemuan merupakan metode yang penting dalam proses belajar mengajar
matematika, walaupun ruang lingkup aplikasinya mempunyai batas-batas tertentu.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Praktiknyo Prawironogoro dalam
Buku Metode-Metode Mengajar yaitu
“....bentuk discoveri dalam pengajaran matematika sangat penting, hal ini
tidak hanya digunakan untuk pelajaran yang baru diajarkan, tetapi dapat
digunakan kembali untuk pelajaran ulangan dan pemahaman”.
Di dalam metode penemuan ini
siswa dipacu untuk lebih aktif belajar karena siswa harus menemukan sendiri
pola-pola dan struktur matematika melalui pengalaman belajar yang lampau,
demikian pula dalam pelaksanaannya siswa ditolong oleh guru dalam memecahkan
masalah selangkah demi selangkah, dimana guru memberikan petunjuk atau intruksi
kepada siswa apabila mereka belum mampu menemukan ide atau gagasan yang
dimaksud.
2
Menurut Herman Hudoyo tujuan pengajaran matematika dengan
menggunakan metode penemuan antara lain :
-
Agar siswa kelak kemudian harus tabah menghadapi berbagai persoalan dan
berusaha menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
-
Agar siswa terlibat aktif dalam menemukan pola dan struktur
matematika
-
Agar siswa dapat memahami konsep dan teorema lebih baik dan
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.
-
Agar siswa bergairah dalam mempelajari matematika.
Selanjutnya Hudoyo
mengatakan bahwa metode pengajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian
juga halnya dengan metode penemuan ini. Adapun kelebihan dan kekurangan metode
penemuan sebagai berikut :
Kelebihannya :
a. Dapat melatih ketrampilan
siswa mengamati sesuatu cara memecahkan persoalan dan melatih siswa secara
teratur terlibat dalam bimbingan penemuan.
b. Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep atau rumus karena
mereka mengalami sendiri proses untuk mendapatkan rumus.
c. Siswa akan memahami konsep dan teorema lebih baik, ingat lebih
lama dan aktif dalam proses belajar mengajar.
d. Metode ini memungkinkan siswa mengembangkan sifat ilmiah dan
menimbulkan semangat ingin tahu dari para siswa.
e. Metode ini memberi pandangan ilmu yang luas kepada siswa menuju
ke arah keberhasilan.
Kekurangannya :
a. Tidak semua topik matematika dapat diterapkan dalam metode
penemuan.
b. Bila jumlah siswa lebih besar akan memberatkan guru dalam
memberikan bimbingan penemuan.
c. Bagi siswa yang lamban akan mengalami frustasi karena tidak dapat
menyelesaikan temuannya.
d. Memerlukan waktu yang relatif lebih banyak.
3
2. Metode Pemecahan Masalah
Metode ini sangat tepat
digunakan dalam proses belajar mengajar matematika, seperti yang dikatakan oleh
P Manulu dalam bukunya yang berjudul Strategi Mengajar dengan Pemecahan Masalah
bahwa :
Pemecahan masalah yang bersifat matematika dapat menolong siswa
meningkatkan daya analisis dan dapat membantu mereka dalam pemakaian daya ini
pada berbagai situasi. Pemecahan masalah juga dapat menolong siswa dalam
mempelajari fakta, ketrampilan, konsep dan prinsip matematika.
Adapun kelebihan dan kekurangan metode pemecahan masalah ini adalah
sebagai berikut :
Kelebihannya :
a.
Dengan metode ini potensi intelektual dari dalam diri siswa akan
meningkat.
b.
Dengan meningkatkan potensi intelektual dari dalam diri siswa
maka akan menimbulkan motivasi intern bagi siswa.
c.
Dengan menggunakan metode ini menyebabkan materi yang telah
dipelajari akan tahan lama.
Kekurangannya :
a. Bagi siswa yang sangat
kurang pemahaman dasar matematika maka pengajaran dengan metode ini akan sangat
membosankan dan menghilangkan semangat belajarnya.
b. Bila guru tidak
berhati-hati dalam memilih soal pemecahan masalah akan berubah fungsinya
menjadi latihan, apabila tanpa memahami konsep yang dikandung soal-soal
tersebut.
3. Metode Laboratorium
Metode laboratorium adalah
suatu metode dimana siswa berusaha menemukan problema-problema dan fakta-fakta
matematika. Pada prinsipnya metode laboratorium dilaksanakan oleh siswa sambil
bermain, mengobservasi dan bekerja mulai dari konkrit ke abstrak, hasil
permainan tersebut memungkinkan
4
siswa menemukan konsep-konsep atau generalisasi di dalam matematika. Untuk
lebih jelasnya E.T. Russeffendi menjelaskan dalam buku Dasar-Dasar Matematika
Modern untuk Guru sebagai berikut :
....mengajar dengan metode laboratorium adalah mengajar yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk memahami suatu objek langsung matematika dengan
jalan mengkaji, menganalisa, menemukan secara induktif melalui inkuiri,
merumuskan dan mengetes hipotesa dan membuat kesimpulan dari benda-benda
konkrit atau modelnya dan dilakukan di laboratorium matematika.
Kelebihannya :
a. Memungkinkan siswa bekerja bebas tanpa tergantung pada orang lain
sehingga membantu pertumbuhan siswa.
b. Konsep atau generalisasi matematika berjalan sesuai dengan prinsip-
prinsip psikologis yaitu dari yang konkrit kepada yang abstrak.
c. Pengertian akan didapat oleh siswa atas dasar hasil kerjanya sendiri.
Kekurangannya :
a. Memerlukan waktu yang relatif lama.
b. Menyebabkan proses belajar mengajar menjadi lambat.
c. Tidak semua topik matematika dapat diajarkan dengan metode
tersebut.
d. Kecendrungan para siswa untuk saling menyontoh.
e. Metode ini hanya cocok digunakan untuk kelas rendah.
4. Metode Diskusi
Pada prinsipnya metode ini
akan mendorong siswa berpikir sistematis dengan menghadapkannya kepada
masalah-masalah yang akan dipecahkan. Agar diskusi dapat berjalan dengan baik,
maka guru harus memperhatikan beberapa syarat. Adapun syarat-syarat tersebut
seperti dikemukakan oleh Winarno Surachmat dalam buku Metode Pengajaran
Nasional, yaitu :
1. Menarik minat siswa sesuai dengan tarafnya.
2. Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah
untuk dapat dipertahankan.
5
3. Pada umunya tidak menerangkan manakah jawaban yang benar, tetapi
lebih
mengutamakan
hal
yang
mempertimbangkan
dan
membandingkan.
Metode diskusi ini pada
umumnya akan membuat suasana kelas lebih hidup, karena siswa lebih aktif dan
bersemangat dimana setiap siswa (kelompok) mendapat kesempatan untuk
mengemukakan pendapat mereka masing-masing. Jadi metode diskusi ini merupakan
proses belajar mengajar yang menyebabkan terjadinya interaksi antara siswa
dengan siswa dan siswa dengan guru.
Metode diskusi mempunyai tujuan antara lain :
-
Menanamkan
dan
mengembangkan
keberanian
untuk
mengemukakan pendapat sendiri.
-
Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbangan pendapat
yang mungkin saja berbeda antara satu dengan lainnya.
-
Belajar menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah.
-
Memberikan kehidupan kelas yang lebih mendekati kegiatan hidup
yang sebenarnya.
Kelebihannya :
a. Siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa memperoleh
kebebasan mengeluarkan pendapatnya sendiri, yang pada akhirnya akan melatih
siswa untuk berani mengeluarkan pendapat.
Kekurangannya :
a. Akan didominasi oleh
siswa yang pandai sedangkan siswa yang kurang pandai akan menjadi pasif
sehingga bertindak sebagai pendengar saja.
b. Jika anggota kelompok
tidak ada yang pandai, maka kelompok tersebut menjadi pasif, dengan demikian
proses belajar mengajar tidak efisien.
c. Memerlukan waktu yang banyak.
5. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan
pelajaran dimana hanya dipergunakan suara oleh pengajar di kelas. Dalam
metode
6
ceramah ini guru memegang peranan utama, jadi jarang sekali digunakan dalam
matematika karena sifatnya yang didominasi oleh guru.
Agar metode ceramah ini
dapat mencapai hasil yang baik, maka setiap guru yang menggunakan metode
tersebut harus memperhatikan beberapa langkah agar memperoleh hasil yang baik,
langkah-langkah tersebut ditemukan oleh W. James Pophan dan Evi Baker yang
dikutip oleh Amirul Hadi dan dikemukakan dalam bukunya yang berjudul Tehnik
Mengajar Secara Sistematis, antara lain :
a. Menyelidiki apakah metode ceramah cocok untuk digunakan.
b. Merumuskan tujuan bahan pengajaran.
c. Menetapkan bagian-bagian pelajaran yang akan dijelaskan.
d. Mengarahkan perhatian siswa pada pokok masalah yang
diceramahkan.
e. Menanamkan pengertian yang jelas.
f. Mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan khusus
telah tercapai.
Kelebihannya :
a. Isi silabus dapat diselesaikan menurut jadwal.
b. Guru dapat menguasai seluruh kelas.
c. Semua siswa mempunyai kesempatan yang sama di dalam
pendengarannya.
d. Konsep atau keterangan yang disampaikan guru dapat berurut.
Kekurangannya :
a. Materi yang diceramahkan mudah dilupakan oleh siswa, karena berada
dalam belajar matematika lebih mengutamakan proses berpikir siswa.
b. Siswa menjadi pasif karena mereka tidak mempunyai kesempatan
untuk menemukan sendiri.
c. Pada umunya siswa memahami masalah secara vertikal.
d. Guru tidak mengetahui
sampai di mana siswa dapat mengerti atau menguasai apa yang telah diberikan,
karena tidak mengetahui kesukaran yang dihadapi siswa.
e. Menimbulkan rasa bosan pada siswa sebab tidak membangkitkan
gairah dan rasa tertarik dari siswa.
7
6. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas
adalah suatu cara mengajar di mana guru merencanakan/memberikan suatu soal,
problem atau kegiatan yang harus diselesaikan siswa dalam jangka waktu
tertentu. Dalam matematika metode ini merupakan salah satu metode yang
dirasakan sangat bermanfaat, karena pemberian tugas kepada siswa akan
menguatkan tentang apa-apa yang telah dipelajari dalam pelajaran matematika.
Beberapa faktor yang
mempengaruhi metode ini antara lain siswa, guru, fasilitas pengajaran dan bahan
(tugas) yang akan diberikan. Pemberian tugas ini biasanya dilaksanakan setelah
bahan-bahan pokok diberikan. Dengan pemberian tugas ini diharapkan siswa dapat
menyelesaikan tugas (bahan) pelajaran yang telah diberikan dengan baik dan
benar. Menurut Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya menyatakan bahwa :
“Pemberian tugas biasanya dilaksanakan setelah bahan pelajaran diberikan, yang
bertujuan supaya siswa belajar melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan dan
petunjuk-petunjuk guru kemudian siswa membuktikan hasil belajarnya.
Ada beberapa tujuan metode pemberian tugas diantaranya :
-
Membimbing siswa untuk mempersiapkan diri mengenai bahan
pelajaran yang telah atau akan diberikan.
-
Mendidik atau memperluas bahan pelajaran karena keterbatasan
waktu yang dapat diberikan di kelas.
-
Mendidik siswa agar mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-
baiknya dengan penuh tanggung jawab.
-
Mengembangkan inteligensi dan kecakapan siswa secara individu.
Kelebihannya :
a.
Dapat meningkatkan frekuensi belajar siswa dengan tidak nenyita
waktu belajar di sekolah/jam pelajaran.
b.
Mendidik siswa untuk belajar sendiri.
c.
Membina rasa tanggung jawab.
8
d.
Melatih anak kepada norma-norma disiplin.
e.
Memperluas dan memperkaya pengalaman belajar serta
ketrampilan.
Kelemahannya :
a. Guru tidak dapat mengatasi langsung pelaksanaan tugas ini sehingga
kemungkinan siswa akan menyontek kepada temannya.
b. Jika semua pelajaran
diberikan tugas maka tugas siswa menjadi bertumpuk, hal ini menyebabkan
kebosanan dan kesukaran siswa dalam membagi waktu untuk mengerjakan semua tugas
yang dibebankan guru terhadapnya.
c. Siswa tidak mampu mengerjakan tugasnya akan berusaha menghindari
pelajaran tersebut dengan berbagai alasan.
9
BAB III
PENGGUNAAN METODE YANG TEPAT
DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA
Pada dasarnya semua metode
yang digunakan dalam mengajar adalah baik, namun dalam pelaksanaannya sangat
tergantung kepada guru. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan Winarno
Surachman dalam buku Dasar dan Tehnik Interaksi Belajar Mengajar bahwa : “Metode
yang kurang baik ditangan seorang guru dapat menjadi metode yang baik sekali
ditangan guru yang lain, dan metode yang baik akan jelek ditangan guru yang
tidak menguasai tehnik pelaksanaannya”. Jadi jelas bahwa guru sangat berperan
dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang baik.
Dalam pengajaran matematika
sebaiknya guru menggunakan metode yang lebih banyak memberi kesempatan kepada
siswa untuk memecahkan soal dan menemukan sendiri, karena hal ini sesuai dengan
tujuan pengajaran matematika yaitu menghasilkan siswa yang aktif, analitis,
kritis, dinamis dan optimis dalam menjalani hidupnya dimasa yang akan datang.
Untuk memperoleh kemampuan,
ketrampilan dan sikap tentang matematika, maka guru harus dapat memilih metode
yang tepat dalam menyajikan pelajaran. Disamping itu di dalam proses belajar
mengajar matematika diharapkan agar lebih banyak menggunakan metode pemecahan
masalah, penemuan dan metode diskusi agar siswa lebih aktif dalam belajar,
sehingga siswa lebih bergairah dan bersemangat dalam mempelajari
10
matematika serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Roestiyah NK dalam buku Didaktik Metodik mengatakan bahwa : “Metode pemecahan
masalah, penemuan dan diskusi lebih banyak digunakan supaya siswa dapat
berpikir lebih praktis dan dapat meningkatkan potensi intelektual dalam diri
siswa”.
Jadi disini jelas bahwa
peranan guru dalam memilih, menguasai dan menggunakan metode mengajar sangat
besar, dimana guru harus menguasai, memahami dan melatih berbagai metode agar
tujuan pengajaran khususnya matematika dapat tercapai dengan baik, penggunaan
berbagai macam metode ini juga untuk menghindari kebosanan siswa dalam
mempelajari matematika.
Dalam menggunakan metode mengajar harus diperhatikan beberapa
hal yaitu :
1. Metode mengajar yang digunakan harus dapat meningkatkan motif,
minat dan gairah belajar anak.
2. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin
perkembangan kegiatan kepribadian anak.
3. Metode mengajar yang digunakan harus dapat memberikan
kesempatan bagi ekspresi yang relatif bagi kepribadian anak.
4. Metode mengajar yang
digunakan harus dapat merangsang keinginan anak untuk belajar lebih lanjut
melakukan eksplorasi dan inovasi (perubahan).
11
Metode mengajar
yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam tehnik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. Metode mengajar yang digunakan
harus dapat membedakan pengajaran verbalitas danmenggantikannya dengan pengalaman seta dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap
utama yang diharapkan dalam keberhasilan cara kerja yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar